Jumat, 22 November 2013

Jenis-jenis Penelitian Pendidikan


Jenis-Jenis Penelitian Pendidikan
            Secara garis besar, penelitian dibedakan dari beberapa aspek bagaimana suatu bentuk penelitian dilihat dan dibedakan. Beberapa aspek tersebut meliputi : aspek tujuan, aspek metode dan aspek kajian. Berdasarkan pendekatan, secara garis besar dibedakan dua macam penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Keduanya memiliki asumsi, karakteristik dan prosedur penelitian yang berbeda. Dalam unit ini membahas jenis-jenis penelitian pendidikan yang akan menyajikan dua pendekatan penelitian yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.


A.      Penelitian Kuantitatif
            McMillan dan Schumacher (2001) memulai dengan membedakannya antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Dalam pendekatan kuantitatif dibedakan pula antara metode-metode penelitian eksperimental dan noneksperimental. Dalam penelitian kualitatif dibedakan antara kualitatif interaktif dan noninteraktif. Secara lengkap pengelompokan metode dan pendekatan tersebut dapat dilihat pada table 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1
B.       MetodeMetode Penelitian                   
KUANTITATIF
KUALITATIF
Eksperimental
Non eksperimental
Interaktif
Non interaktif
-          Eksperimental murni
-          Eksperimental kuasi
-          Eksperimental lemah
-          Subjek tunggal
-          Deskriptif
-          Komparatif
-          Korelasional
-          Survai
-          Ekspos fakto
-          Tindakan

-          Etnografis
-          Historis
-          Fenomenologis
-          Studi kasus
-          Teori dasar
-          Studi kritis
-          Analisis konsep
-          Analisis keajaiban
-          Analisis historis


Penelitian dan Pengembangan
Sumber: McMillan dan Schumacher (2001) diadaptasi dengan tambahan.
           
            Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang bertolak dari asumsi bahwa realita bersifat tunggal, fixed, stabil, lepas dari kepercayaan dan perasaan-perasaa individual. Realita terdiri atas bagian dan unsur yang terpisah satu sama lain dan dapat diukur dengan menggunakan instrumen. Maksimalisasi objektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur, dan percobaan terkontrol. Ada beberapa metode penelitian yang dapat dimasukkan ke dalam penelitian kuantitatif yang bersifat noneksperimental, yaitu metode: deskriptif survai, ekspos fakto, komparatif, korelasional, dan penelitian tindakan.
1. Penelitian Noneksperimental
            Beberapa metode penelitian yang biasa dipakai dalam penelitian pendidikan,berdasarkan pendekatannya yang termasuk dalam kelompok metode penelitian kuantititaif noneksperimental, meliputi:
a. Penelitian Deskriptif
            Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya. Penelitian demikian disebut penelitian perkembangan (developmental studies). Dalam penelitian perkembangan ada yang bersifat longitudinal atau sepanjang waktu, dan ada yang bersifat cross sectional atau dalam potongan waktu. Penelitian longitudinal dalam perkembangan kemampuan berbahasa, meneliti perkembangan tersebut dimulai dari masa bayi sampai dengan adolesen. Dalam penelitian cross sectional, meneliti perkembangan kemampuan berbahasa pada masing-masing tahap umpamanya masa: bayi, anak kecil, anak sekolah, remaja, dan adolesen dilakukan secara bersamaan.
b. Penelitian Survai
            Survai digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah besar orang terhadap topik atau isu-isu tertentu. Ada tiga karakteristik utama dari survai: (1) informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan beberapa aspek atau karakteristik tertentu seperti: kemampuan, sikap, kepercayaan, pengetahuan dari populasi, (2) informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan (umumnya tertulis walaupun bisa juga lisan) dari suatu populasi, (3) informasi diperoleh dari sampel, bukan dari populasi.
            Tujuan utama survai adalah mengetahui gambaran umum karakteristik dari populasi. Pada dasarnya yang ingin dicari peneliti adalah bagaimana anggota dari suatu populasi tersebar dalam satu atau lebih variabel, seperti usia, etnis, jenis kelamin, agama, dll. Seperti halnya metode deskriptif, survai juga ada yang bersifat longitudinal dan juga cross sectional. Survai longitudinal digunakan untuk mengumpulkan informasi/perubahan yang berlangsung dalam kurun waktu yang cukup panjang. Cross sectional mengumpulkan informasi dalam satu periode waktu tertentu yang relatif lebih pendek.
c. Penelitian Ekspos Fakto
            Penelitian ekspos fakto (expost facto research) meneliti hubungan sebabakibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Penelitian hubungan sebab-akibat dilakukan terhadap program, kegiatan atau kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi. Adanya hubungan sebab-akibat didasarkan atas kajian teoritis, bahwa sesuatu variabel disebabkan atau dilatarbelakangi oleh variabel tertentu atau mengakibatkan variabel tertentu. Umpamanya pelatihan meningkatkan pengetahuan atau kemampuan para peserta, gizi yang cukup pada waktu ibu hamil menyebabkan bayi sehat, koperasi yang sehat dapat meningkatkan kesejahteraan para anggota-anggotanya.
            Penelitian ekspos fakto mirip dengan penelitian eksperimental, tetapi tidak ada pengontrolan variabel, dan biasanya juga tidak ada pra tes. Penelitian ini dapat dilakukan dengan baik, dengan menggunakan kelompok pembanding. Kelompok pembanding dipilih yang memiliki karakteristik yang sama tetapi melakukan kegiatan, program, atau mengalami kejadian yang berbeda.
d. Penelitian Komparatif
            Penelitian diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti. Dalam penelitian inipun tidak ada pengontrolan variabel, maupun manipulasi/perlakuan dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alamiah, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen yang bersifat mengukur. Hasilnya dianalisis secara statistik untuk mencari perbedaan di antara variabel-variabel yang diteliti. Penelitian komparatif juga dapat memberikan hasil yang dapat dipercaya, selain karena menggunakan instrumen yang sudah diuji, juga karena kelompok-kelompok yang dibandingkan memiliki karakteristik yang sama atau hampir sama.
e. Penelitian Korelasional
            Penelitian ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel lain. Hubungan antara satu dengan beberapa variabel lain dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi dan keberartian (signifikansi) secara statistik. Adanya korelasi antara dua variabel atau lebih, tidak berarti adanya pengaruh atau hubungan sebab-akibat dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Korelasi positif berarti nilai yang tinggi dalam suatu variabel berhubungan dengan nilai yang tinggi pada variabel lainnya. Korelasi negatif berarti nilai yang tinggi dalam satu variabel berhubungan dengan nilai yang rendah dalam variabel lain.
f. Penelitian Tindakan
            Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian yang diarahkan pada mengadakan pemecahan masalah atau perbaikan. Guru-guru mengadakan pemecahan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam kelas, kepala sekolah mengadakan perbaikan terhadap manajemen di sekolahnya. Penelitian ini difokuskan kepada perbaikan proses maupun peningkatan hasil kegiatan guru dan prestasi belajar siswa. Penelitian tindakan juga biasa dilakukan dengan meminta bantuan seorang konsultan atau pakar dari luar. Penelitian tindakan demikian diklasifikasikan sebagai penelitian tindakan kolaboratif atau collaborative action research (Oja & Sumarjan, 1989, Stinger, 1996). Penelitian tindakan kolaboratif selain diarahkan kepada perbaikan proses dan hasil juga bertujuan meningkatkan kemampuan para pelaksana, sebab penelitian kolaboratif merupakan bagian dari program pengembangan staf.
g. Penelitian dan Pengembangan
            Metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D) ada yang memasukkannya ke dalam pendekatan penelitian kuantitatif noneksperimental dan sebagai metode penelitian eksperimental. Penelitian dan pengembangan (Research and Development) ini berawal dari industry-base development model, yang digunakan sebagai prosedur untuk merancang dan mengembangkan suatu produk baru yang berkualitas. Dalam pengembangan pendidikan kadang-kadang disebut research base development muncul sebagai strategi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Lebih khusus dikemukakan bahwa dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan yang disingkat R & D adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan serta menemukan pengetahuan-pengetahuan baru melalui “base research” (Borg dan Gall, 2003:569-570) dan bertujuan memberikan perubahan-perubahan pendidikan guna meningkatkan dampak-dampak positif yang potensial dari temuan-temuan penelitian dalam memecahkan permasalahan pendidikan dan digunakan untuk meningkatkan kenerja praktik-praktik pendidikan, antara lain melaui pembelajaran dalam bentuk penelitian. Dalam bidang pendidikan, metode R & D ini dapat digunakan untuk mengembangkan buku, modul, media pembelajaran, instrumen evaluasi, model-model kurikulum, pembelajaran, evaluasi, bimbingan, manajemen, pembinaan staf, dan lain-lain.
            Kegiatan pengembangan dilakukan melalui beberapa kali uji coba, dengan sampel terbatas dan sampel lebih luas. Pengujian produk dilakukan dengan mengadakan eksperimen.
2. Penelitian Eksperimental
            Penelitian eksperimental merupakan penelitian yang paling murni kuantitatif. Mengapa dikatakan paling murni, karena semua prinsip dan kaidah-kaidah penelitian kuantitatif dapat diterapkan pada metode ini. Penelitian eksperimental merupakan penelitian laboratorium, walaupun bisa juga dilakukan di luar laboratorium, tetapi pelaksanaannya menerapkan prinsip-prinsip penelitian laboratorium, terutama dalam pengontrolan terhadap hal-hal yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Metode inibersifat validation, yaitu menguji pengaruh satu atau lebih variabel terhadap variabel lain. Variabel yang memberi pengaruh dikelompokkan sebagai variabel bebas (independent variables), dan variabel yang dipengaruhi dikelompokkan sebagai variabel terikat (dependent variables).
            Karena penelitian ini bersifat menguji, Syaodih (2003) menjelaskan bahwa semua variabel yang diuji harus diukur dengan menggunakan instrumen pengukuran atau tes yang sudah distandarisasikan atau dibakukan. Pembakuan instrumen dan pengolahan datanya diolah dan dianalisis dengan menggunakan analisis statistik inferensial-parametrik.
            Ada beberapa variasi dari penelitian eksperimental, yaitu: eksperimen murni,eksperimen kuasi, eksperimen lemah, dan subjek tunggal.
a.      Eksperimen Murni
Eksperimen murni (true experimental) sesuai dengan namanya merupakan metode eksperimen yang paling mengikuti prosedur dan memenuhi syarat-syarat eksperimen. Prosedur dan syarat-syarat tersebut, terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel, kelompok kontrol, pemberian perlakuan atau manipulasi kegiatan serta pengujian hasil. Dalam eksperimen murni, kecuali variable independen yang akan diuji pengaruhnya terhadap variabel dependen, semua variabel dikontrol atau disamakan karakteristiknya (dicari yang sama). Pada kelompok eksperimen (variabel yang akan diuji akibatnya) diberi perlakuan
khusus. Sedang pada kelompok kontrol diberi perlakuan lain, atau perlakuan yang biasa dilakukan, yang akan dibandingkan hasilnya dengan perlakuan eksperimen. Dalam eksperimen murni (demikian juga dengan bentuk eksperimen lainnya) pengujian atau pengukuran (tes) dilakukan dengan menggunakan instrumen atau tes baku atau sudah dibakukan.
b. Eksperimen Semu
            Metode eksperimen semu (quasi experimental) pada dasarnya sama dengan eksperimen murni, bedanya adalah dalam pengontrolan variabel, yaitu terhadap variabel yang dipandang paling dominan. Dalam eksperimen tentang pengaruh metode pembelajaran. Misalnya, pemecahan masalah terhadap kemampuan berpikir para siswa SMA, pengembangan berpikir adalah kecerdasan atau intelegensi dianggap sebagai variabel yang paling dominan, maka variabel tersebut yang dikontrol atau disamakan meskipun tidak sepenuhnya disamakan  tetapi dipasangkan.
c. Eksperimen Lemah
            Eksperimen lemah (weak experimental) merupakan metode penelitian eksperimen yang desain dan perlakuannya seperti eksperimen tetapi tidak ada pengontrolan variabel sama sekali. Sesuai dengan namanya, eksperimen ini sangat lemah kadar validitasnya, oleh karena itu sebaiknya tidak digunakan untuk penelitian tesis dan disertasi, juga skripsi sebenarnya. Metode ini hanya untuk latihan-latihan perkuliahan yang hasilnya tidak digunakan baik untuk pengambilan keputusan, penentuan kebijakan maupun pengembangan ilmu.
d. Eksperimen Subjek Tunggal
            Dalam penelitian kita tidak selalu bisa bekerja dengan kelompok, baik kelompok individu, kelas, institusi maupun organisasi. Eksperimen subjek tunggal (single subject experimental), merupakan eksperimen yang dilakukan terhadap subjek tunggal. Dalam pelaksanaan eksperimen subjek tunggal, variasi bentuk eksperimen murni, kuasi, atau lemah berlaku. Eksperimen subjek tunggal yang baik minimal menggunakan kuasi, tetapi kalau untuk latihan kuliah, eksperimen lemah juga dapat digunakan.
C.      Prosedur/Proses Penelitian Kuantitatif
Proses penelitian kuantitatif antara lain:
a.       Identifikasi dan merumuskan masalah
b.      Menyusun referensi teoritis, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotetsis
c.       Memilih metode/desain penelitian (pendekatan, teknik pengumpulan data, instrument, dan teknik analisis data)
d.      Pengumpulan data dan analisis
e.       Kesimpulan/generalisasi
f.       Menyusun laporan hasil penelitian

a.    Identifikasi dan Merumuskan Masalah
       Di bidang penelitian pendidikan murni dapat mengambil topic/masalah antara lain:
Teori belajar
- Teori pendidikan
 Landasan pendidikan
- Model pembelajaran
- Administrasi dan supervise
 Manajemen dan kepemimpinan

Sedangkan penelitian terapannya dapat mengambil topic/masalah antara lain:
a)      Kurikulum (isi kurikulum, model kurikulum, pengembangan kurikulum, perkembangan kurikulum, evaluasi kurikulum, rencana pembelajaran)
b)      Bahan belajar (selekasi dan identifikasi bahan belajar, pengadaan bahan belajar, pengembangan bahan belajar, organisasi bahan belajar, penataan bahan belajar, dokumentasi dan distribusi bahan belajar)
c)      Strategi pembelajaran (desain proses pembelajaran, metode/teknik pembelajaran, model pembelajaran, interaksi belajar mengajar)
d)     Sumber belajar (pengembangan, pemanfaatan, dan pengelolaan sumber belajar)
e)      Evaluasi (evaluasi program belajar, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan alat evaluasi)
f)       Peserta didik (karakteristik, motivasi, dan seleksi)
g)      Tenaga kependidikan (pendidikan, pengangkatan/penempatan, pembinaan profesi, dan profil tenaga kependidikan)
h)      Lembaga kependidikan (administasi dan supervise, manajemen, dan kepemimpinan)
i)        Lintas disiplin dan masalah pembangunan (kegiatan belajar masyarakat, pendidikan pengembangan masyarakat, program pendidikan untuk mengentas kemiskinan, difusi dan adopsi inovasi pendidikan, pendidikan luar sekolah oleh masyarakat, on the job training, penyerapan tenaga kerja terdidik, hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat, aturan dan kebijakan pendidikan, pengembangan program wajib belajar 9 tahun, pendidikan system ganda, relevansi program pendidikan)

Pertimbangan dalam memilih masalah antara lain:
a)      Kemutakhiran, dukungan kepustakaan, dan signifikansi
b)      Ketertarikan, dorongan, dan motivasi peneliti
c)      Kesesuaian dengan bidang studi
d)     Ketersediaan peralatan yang diperlukan
e)      Kemungkinan adanya sponsor dan kerjasama
f)       Jumlah biaya yang tersedia
g)      Kecukupan waktu
            Dari topic atau subtopic di atas dapat dipilih salah satu dengan beberapa pertimbangan kemudian dirumuskan judulnya.

b.   Menyusun referensi teoritis, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis.

Referensi Teoritis
            Langkah-langkah untuk dapat melakukan pereferensian teori adalah sebagai berikut:
a)      Tetapkan nama variable yang diteliti dan jumlah variabelnya
b)      Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan denga  setiap variable yang diteliti
c)      Lihat daftarisi setiap buku, dan pilih topic yang relevan dengan setiap variable yang akan diteliti
d)     Cari definisi setiap variable yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan
e)      Baca seluruh isi topic buku yang sesuai dengan variable yang akan diteliti, lakukan analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang setiap sumber data yang dibaca
f)       Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber0sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan

Kerangka Berfikir
            Proses penyusunan kerangka berfikir untuk merumuskan hipotesis sebagai berikut:
a)      Menetapkan variable yang diteliti
b)      Membaca buku dan hasil penelitian
c)      Deskripsi teori dan hasil penelitian
d)     Analisis kritis terhadap teori dan hasil peneltian
e)      Analisis komparatif terhadap hasil dan teori peneltian
f)       Sintesa kesimpulan
g)      Kerangka berfikir
h)      Hipotesis

Hipotesis
            Terdapat dua macam hipotesis penelitian yaitu hipotesis kerja dan hipotesis nol. Hipotesis kerja dinyatakan dalam kalimat positif dan hipotesis nol dinyatakan dalam kalimat negative. Contoh hipotesis kerja, “kemampuan daya beli masyarakat (dalam populasi) itu rendah”, contoh hipotesis nol, “tidak terdapat perbedaan kemampuan daya beli antara masyarakat petani dan nelayan (dalam populasi itu).
Karakteristik hipotesis yang baik:
a)      Merupakan dugaan terhadap keadaan variable mandiri, perbandingan keadaan variable pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variable atau lebih
b)      Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran
c)      Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah

c.    Memilih metode/desain penelitian (pendekatan, teknik pengumpulan data, instrument, dan teknik analisis data.

Metode
            Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yaitu:
Pre Experimetal Design
True Experimetal Desain
Factorial Experimetal Desain
Quasi Experimetal Desain

Pre Experimetal Design
            Disain ini belum merupakan eksperimen yang sesungguhnya, karena masih terdapat variable luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variable dependen.
True Experimetal Desain
            Peneliti dapat mengontrol semua variable luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen.
Factorial Experimetal Desain
            Merupakan modifikasi dari True Experimetal Desain yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variable moderator yang mempengaruhi perlakuan (variable independen) terhadap hasil (variable dependen).
Quasi Experimetal Desain
            Disain ini mempunyai kelompok control, tapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variable luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Menyusun Instrumen Pengumpulan Data
Instrument dapat dikategorikan menjadi:
a)      Angket
b)      Wawancara
c)      Observasi
d)     Dokumentasi

Dalam satu penelitian dapat menggunakan lebih dari satu macam alat pengumpul data.
Untuk mengembangkan instrument peneliti sebaiknya menggunakan table yang berisi:
a)      Konsep variable
b)      Subvariabel
c)      Indicator
d)     Teknik pengumpulan data

d.   Mengumpulkan data
Teknik pengumpulan data ada tiga, yaitu:
a)      Wawancara
b)      Angket
c)      Observasi

Wawancara digunakan apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui ha-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon. Wawancara terstruktur adalah wawancara dimana peneliti menggunakan pedoman wawancara. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara. Wawancara dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur.
            Angket merupakan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Observasi dapat dibedakan menjadi observasi partisipan dan observasi nonpartisipan. Observasi partisipan adalah observasi dimana peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati, sedangkan observasi nonpartisipan adalah peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.
Langkah-langkah dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a)      Persiapkan lapangan, mislanya berkaitan dengan perijinan, kesepakatan waktu, dan sebagainya
b)      Penggandaan/penyediaan alat pengumpul data dan tenaga pengumpul data
c)      Pelaksanaan pengumpulan data
d)     Pengecekan kelengkapan data

Analisis Data
            Kegiatan analsis data meliputi beberapa langkah yaitu antara lain:
1)      Pengecekan keabsahan data
Ada kalanya intrumen yang dikumpulkan isinya diragukan atau isiannya tidak lengkap. Maka perlu pertimbangan apakah instrument tersebut dipakai atau tidak.
2)      Koding data
Pemberian kode untuk keperluan tabulasi kadang-kadang diperlukan dan kadang-kadang tidak.
3)      Tabulasi data
Yaitu proses perhitungan berdasarkan kategori yang telah dibuat sebelumnya.
4)      Pengolahan data
Yaitu proses pengubahan nilai ke arah yang diperlukan dalam analis
5)      Komputasi
Yaitu penerapan rumus-rumus dalam penghitungan skor yang telah diperoleh
Secara umum komputasi digolongkan menjadi deskriptif (persentase),uji korelasi, dan uji beda
6)      Penetapan hasil analisis
Yaitu penetapan suatu hipotesis diterima atau ditolak
7)      Penarikan kesimpulan
Yaitu penarikan kesimpulan dari penetapan penerimaan hipotesis

            Teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistic. Terdapat beberapa statistic yaitu statistic deskriptif dan statistic inferensial. Statistic inferensial meliputi statistic parametris dan statistic nonparametris. Statistic deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistic inferensial adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlalukan untuk populasi. Statistic parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistic atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Statistic nonparametris tidak menguji parameter populasi tapi menguji distribusi.
e.    Menyusun laporan hasil penelitian.
Menyusun Proposal
            Proposal penelitian kuantitaif pada umunya mempunyai komponen yang kurang lebih sebagai berikut:
Judul
Latar belakang masalah
Rumusan masalah
            Masalah umum
            Jabaran masalah
Tujuan penelitian
            Tujuan umum
            Tujuan operasional
Kerangka teori
Hipotesis
Asumsi dan keterbatasan
Manfaat penelitian
Batasan istilah
Metode penelitian
Desain
            Populasi dan sampel
            Teknik pengumpulan data
            Teknik analisis data
Jadwal
Personalia
Biaya
Daftar pustaka

Menyusun Laporan Penelitian
Laporan hasil penelitian memiliki komponen-komponen sebagai berikut:
Halaman sampul
Halaman judul
Abstrak
Kata pengantar
Daftar isi
Daftar table
Daftar gambar
Daftar lampiran

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang masalah
B.     Rumusan masalah
C.     Tujuan penelitian
D.    Hipotesis
E.     Manfaat penelitian
F.      Asumsi keterlibatan
G.    Definisi istilah

BAB II KAJIAN PUSTAKA           
A.    ……….
B.     ……....
C.     ……....

BAB III METODE PENELITIAN
A.    Rancangan penelitian
B.     Populasi dan sampel
C.     Instrument penelitian
D.    Pengumpulan data
E.     Analisis data

BAB IV DESKRIPSI DAN HASIL PENELITIAN
A.    Deskripsi
B.     Hasil penelitian

BAB V PEMBAHASAN
A.    ………..
B.     ………..
C.     ………..

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
B.     Saran

DAFTAR PUSTAKA
Lampiran-lampiran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar