Jenis-Jenis Penelitian Pendidikan
Secara garis besar,
penelitian dibedakan dari beberapa aspek bagaimana suatu bentuk penelitian
dilihat dan dibedakan. Beberapa aspek tersebut meliputi : aspek tujuan, aspek
metode dan aspek kajian. Berdasarkan pendekatan, secara garis besar dibedakan
dua macam penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
Keduanya memiliki asumsi, karakteristik dan prosedur penelitian yang berbeda.
Dalam unit ini membahas jenis-jenis penelitian pendidikan yang akan menyajikan
dua pendekatan penelitian yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
A.
Penelitian Kuantitatif
McMillan dan Schumacher (2001)
memulai dengan membedakannya antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Dalam pendekatan kuantitatif dibedakan pula antara metode-metode penelitian
eksperimental dan noneksperimental. Dalam penelitian kualitatif dibedakan
antara kualitatif interaktif dan noninteraktif. Secara lengkap pengelompokan
metode dan pendekatan tersebut dapat dilihat pada table 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1
B.
Metode‐Metode
Penelitian
KUANTITATIF
|
KUALITATIF
|
||
Eksperimental
|
Non eksperimental
|
Interaktif
|
Non interaktif
|
-
Eksperimental murni
-
Eksperimental kuasi
-
Eksperimental lemah
-
Subjek tunggal
|
-
Deskriptif
-
Komparatif
-
Korelasional
-
Survai
-
Ekspos fakto
-
Tindakan
|
-
Etnografis
-
Historis
-
Fenomenologis
-
Studi kasus
-
Teori dasar
-
Studi kritis
|
-
Analisis konsep
-
Analisis keajaiban
-
Analisis historis
|
Penelitian
dan Pengembangan
Sumber:
McMillan dan Schumacher (2001) diadaptasi dengan tambahan.
Penelitian kuantitatif didasari oleh
filsafat positivisme yang bertolak dari asumsi bahwa realita bersifat tunggal,
fixed, stabil, lepas dari kepercayaan dan perasaan-perasaa individual. Realita
terdiri atas bagian dan unsur yang terpisah satu sama lain dan dapat diukur
dengan menggunakan instrumen. Maksimalisasi objektivitas desain penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur, dan
percobaan terkontrol. Ada beberapa metode penelitian yang dapat dimasukkan ke
dalam penelitian kuantitatif yang bersifat noneksperimental, yaitu metode:
deskriptif survai, ekspos fakto, komparatif, korelasional, dan penelitian
tindakan.
1. Penelitian Noneksperimental
Beberapa metode penelitian yang
biasa dipakai dalam penelitian pendidikan,berdasarkan pendekatannya yang
termasuk dalam kelompok metode penelitian kuantititaif noneksperimental,
meliputi:
a. Penelitian
Deskriptif
Penelitian deskriptif (descriptive
research) adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang
lampau. Penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja,
tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya.
Penelitian demikian disebut penelitian perkembangan (developmental studies).
Dalam penelitian perkembangan ada yang bersifat longitudinal atau sepanjang
waktu, dan ada yang bersifat cross sectional atau dalam potongan waktu.
Penelitian longitudinal dalam perkembangan kemampuan berbahasa, meneliti
perkembangan tersebut dimulai dari masa bayi sampai dengan adolesen. Dalam
penelitian cross sectional, meneliti perkembangan kemampuan berbahasa pada
masing-masing tahap umpamanya masa: bayi, anak kecil, anak sekolah, remaja, dan
adolesen dilakukan secara bersamaan.
b. Penelitian Survai
Survai digunakan untuk mengumpulkan
informasi berbentuk opini dari sejumlah besar orang terhadap topik atau isu-isu
tertentu. Ada tiga karakteristik utama dari survai: (1) informasi dikumpulkan
dari sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan beberapa aspek atau
karakteristik tertentu seperti: kemampuan, sikap, kepercayaan, pengetahuan dari
populasi, (2) informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan (umumnya
tertulis walaupun bisa juga lisan) dari suatu populasi, (3) informasi diperoleh
dari sampel, bukan dari populasi.
Tujuan utama survai adalah
mengetahui gambaran umum karakteristik dari populasi. Pada dasarnya yang ingin
dicari peneliti adalah bagaimana anggota dari suatu populasi tersebar dalam
satu atau lebih variabel, seperti usia, etnis, jenis kelamin, agama, dll.
Seperti halnya metode deskriptif, survai juga ada yang bersifat longitudinal
dan juga cross sectional. Survai longitudinal digunakan untuk mengumpulkan
informasi/perubahan yang berlangsung dalam kurun waktu yang cukup panjang.
Cross sectional mengumpulkan informasi dalam satu periode waktu tertentu yang
relatif lebih pendek.
c. Penelitian Ekspos
Fakto
Penelitian ekspos fakto (expost
facto research) meneliti hubungan sebabakibat yang tidak dimanipulasi atau
diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Penelitian
hubungan sebab-akibat dilakukan terhadap program, kegiatan atau kejadian yang
telah berlangsung atau telah terjadi. Adanya hubungan sebab-akibat didasarkan
atas kajian teoritis, bahwa sesuatu variabel disebabkan atau dilatarbelakangi
oleh variabel tertentu atau mengakibatkan variabel tertentu. Umpamanya
pelatihan meningkatkan pengetahuan atau kemampuan para peserta, gizi yang cukup
pada waktu ibu hamil menyebabkan bayi sehat, koperasi yang sehat dapat
meningkatkan kesejahteraan para anggota-anggotanya.
Penelitian ekspos fakto mirip dengan
penelitian eksperimental, tetapi tidak ada pengontrolan variabel, dan biasanya
juga tidak ada pra tes. Penelitian ini dapat dilakukan dengan baik, dengan
menggunakan kelompok pembanding. Kelompok pembanding dipilih yang memiliki
karakteristik yang sama tetapi melakukan kegiatan, program, atau mengalami
kejadian yang berbeda.
d. Penelitian
Komparatif
Penelitian diarahkan untuk
mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok ada perbedaan dalam
aspek atau variabel yang diteliti. Dalam penelitian inipun tidak ada
pengontrolan variabel, maupun manipulasi/perlakuan dari peneliti. Penelitian
dilakukan secara alamiah, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan
instrumen yang bersifat mengukur. Hasilnya dianalisis secara statistik untuk
mencari perbedaan di antara variabel-variabel yang diteliti. Penelitian
komparatif juga dapat memberikan hasil yang dapat dipercaya, selain karena
menggunakan instrumen yang sudah diuji, juga karena kelompok-kelompok yang dibandingkan
memiliki karakteristik yang sama atau hampir sama.
e. Penelitian
Korelasional
Penelitian ditujukan untuk
mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel lain. Hubungan
antara satu dengan beberapa variabel lain dinyatakan dengan besarnya koefisien
korelasi dan keberartian (signifikansi) secara statistik. Adanya korelasi
antara dua variabel atau lebih, tidak berarti adanya pengaruh atau hubungan
sebab-akibat dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Korelasi positif
berarti nilai yang tinggi dalam suatu variabel berhubungan dengan nilai yang
tinggi pada variabel lainnya. Korelasi negatif berarti nilai yang tinggi dalam
satu variabel berhubungan dengan nilai yang rendah dalam variabel lain.
f. Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan (action
research) merupakan penelitian yang diarahkan pada mengadakan pemecahan masalah
atau perbaikan. Guru-guru mengadakan pemecahan terhadap masalah-masalah yang
dihadapi dalam kelas, kepala sekolah mengadakan perbaikan terhadap manajemen di
sekolahnya. Penelitian ini difokuskan kepada perbaikan proses maupun
peningkatan hasil kegiatan guru dan prestasi belajar siswa. Penelitian tindakan
juga biasa dilakukan dengan meminta bantuan seorang konsultan atau pakar dari
luar. Penelitian tindakan demikian diklasifikasikan sebagai penelitian tindakan
kolaboratif atau collaborative action research (Oja & Sumarjan, 1989,
Stinger, 1996). Penelitian tindakan kolaboratif selain diarahkan kepada
perbaikan proses dan hasil juga bertujuan meningkatkan kemampuan para pelaksana,
sebab penelitian kolaboratif merupakan bagian dari program pengembangan staf.
g. Penelitian dan
Pengembangan
Metode penelitian dan pengembangan
(Research and Development/R&D) ada yang memasukkannya ke dalam pendekatan
penelitian kuantitatif noneksperimental dan sebagai metode penelitian
eksperimental. Penelitian dan pengembangan (Research and Development) ini
berawal dari industry-base development model, yang digunakan sebagai prosedur
untuk merancang dan mengembangkan suatu produk baru yang berkualitas. Dalam
pengembangan pendidikan kadang-kadang disebut research base development muncul
sebagai strategi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Lebih
khusus dikemukakan bahwa dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan yang
disingkat R & D adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan
memvalidasi produk pendidikan serta menemukan pengetahuan-pengetahuan baru melalui
“base research” (Borg dan Gall, 2003:569-570) dan bertujuan memberikan
perubahan-perubahan pendidikan guna meningkatkan dampak-dampak positif yang
potensial dari temuan-temuan penelitian dalam memecahkan permasalahan
pendidikan dan digunakan untuk meningkatkan kenerja praktik-praktik pendidikan,
antara lain melaui pembelajaran dalam bentuk penelitian. Dalam bidang
pendidikan, metode R & D ini dapat digunakan untuk mengembangkan buku,
modul, media pembelajaran, instrumen evaluasi, model-model kurikulum,
pembelajaran, evaluasi, bimbingan, manajemen, pembinaan staf, dan lain-lain.
Kegiatan pengembangan dilakukan
melalui beberapa kali uji coba, dengan sampel terbatas dan sampel lebih luas.
Pengujian produk dilakukan dengan mengadakan eksperimen.
2. Penelitian Eksperimental
Penelitian eksperimental merupakan
penelitian yang paling murni kuantitatif. Mengapa dikatakan paling murni,
karena semua prinsip dan kaidah-kaidah penelitian kuantitatif dapat diterapkan
pada metode ini. Penelitian eksperimental merupakan penelitian laboratorium,
walaupun bisa juga dilakukan di luar laboratorium, tetapi pelaksanaannya menerapkan
prinsip-prinsip penelitian laboratorium, terutama dalam pengontrolan terhadap
hal-hal yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Metode inibersifat validation,
yaitu menguji pengaruh satu atau lebih variabel terhadap variabel lain.
Variabel yang memberi pengaruh dikelompokkan sebagai variabel bebas (independent
variables), dan variabel yang dipengaruhi dikelompokkan sebagai variabel
terikat (dependent variables).
Karena penelitian ini bersifat
menguji, Syaodih (2003) menjelaskan bahwa semua variabel yang diuji harus
diukur dengan menggunakan instrumen pengukuran atau tes yang sudah
distandarisasikan atau dibakukan. Pembakuan instrumen dan pengolahan datanya
diolah dan dianalisis dengan menggunakan analisis statistik inferensial-parametrik.
Ada beberapa variasi dari penelitian
eksperimental, yaitu: eksperimen murni,eksperimen kuasi, eksperimen lemah, dan
subjek tunggal.
a.
Eksperimen Murni
Eksperimen
murni (true experimental) sesuai dengan namanya merupakan metode
eksperimen yang paling mengikuti prosedur dan memenuhi syarat-syarat eksperimen.
Prosedur dan syarat-syarat tersebut, terutama berkenaan dengan pengontrolan
variabel, kelompok kontrol, pemberian perlakuan atau manipulasi kegiatan
serta pengujian hasil. Dalam eksperimen murni, kecuali variable independen
yang akan diuji pengaruhnya terhadap variabel dependen, semua variabel
dikontrol atau disamakan karakteristiknya (dicari yang sama). Pada kelompok
eksperimen (variabel yang akan diuji akibatnya) diberi perlakuan
khusus.
Sedang pada kelompok kontrol diberi perlakuan lain, atau perlakuan yang biasa
dilakukan, yang akan dibandingkan hasilnya dengan perlakuan eksperimen. Dalam
eksperimen murni (demikian juga dengan bentuk eksperimen lainnya) pengujian
atau pengukuran (tes) dilakukan dengan menggunakan instrumen atau tes baku atau
sudah dibakukan.
b. Eksperimen Semu
Metode eksperimen semu (quasi
experimental) pada dasarnya sama dengan eksperimen murni, bedanya adalah dalam
pengontrolan variabel, yaitu terhadap variabel yang dipandang paling dominan.
Dalam eksperimen tentang pengaruh metode pembelajaran. Misalnya, pemecahan
masalah terhadap kemampuan berpikir para siswa SMA, pengembangan berpikir
adalah kecerdasan atau intelegensi dianggap sebagai variabel yang paling
dominan, maka variabel tersebut yang dikontrol atau disamakan meskipun tidak
sepenuhnya disamakan tetapi dipasangkan.
c. Eksperimen Lemah
Eksperimen lemah (weak experimental)
merupakan metode penelitian eksperimen yang desain dan perlakuannya seperti
eksperimen tetapi tidak ada pengontrolan variabel sama sekali. Sesuai dengan
namanya, eksperimen ini sangat lemah kadar validitasnya, oleh karena itu
sebaiknya tidak digunakan untuk penelitian tesis dan disertasi, juga skripsi
sebenarnya. Metode ini hanya untuk latihan-latihan perkuliahan yang hasilnya
tidak digunakan baik untuk pengambilan keputusan, penentuan kebijakan maupun
pengembangan ilmu.
d. Eksperimen Subjek
Tunggal
Dalam penelitian kita tidak selalu
bisa bekerja dengan kelompok, baik kelompok individu, kelas, institusi maupun
organisasi. Eksperimen subjek tunggal (single subject experimental), merupakan
eksperimen yang dilakukan terhadap subjek tunggal. Dalam pelaksanaan eksperimen
subjek tunggal, variasi bentuk eksperimen murni, kuasi, atau lemah berlaku.
Eksperimen subjek tunggal yang baik minimal menggunakan kuasi, tetapi kalau
untuk latihan kuliah, eksperimen lemah juga dapat digunakan.
C.
Prosedur/Proses Penelitian Kuantitatif
Proses penelitian
kuantitatif antara lain:
a. Identifikasi dan merumuskan
masalah
b. Menyusun referensi teoritis, hasil
penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotetsis
c. Memilih metode/desain penelitian
(pendekatan, teknik pengumpulan data, instrument, dan teknik analisis data)
d. Pengumpulan data dan analisis
e. Kesimpulan/generalisasi
f. Menyusun laporan hasil penelitian
a.
Identifikasi dan Merumuskan Masalah
Di bidang penelitian pendidikan murni
dapat mengambil topic/masalah antara lain:
- Teori belajar
- Teori pendidikan
- Landasan pendidikan
- Model pembelajaran
- Administrasi dan supervise
- Manajemen dan kepemimpinan
Sedangkan penelitian
terapannya dapat mengambil topic/masalah antara lain:
a) Kurikulum (isi kurikulum, model
kurikulum, pengembangan kurikulum, perkembangan kurikulum, evaluasi kurikulum,
rencana pembelajaran)
b) Bahan belajar (selekasi dan
identifikasi bahan belajar, pengadaan bahan belajar, pengembangan bahan
belajar, organisasi bahan belajar, penataan bahan belajar, dokumentasi dan
distribusi bahan belajar)
c) Strategi pembelajaran (desain
proses pembelajaran, metode/teknik pembelajaran, model pembelajaran, interaksi
belajar mengajar)
d) Sumber belajar (pengembangan,
pemanfaatan, dan pengelolaan sumber belajar)
e) Evaluasi (evaluasi program
belajar, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan alat evaluasi)
f) Peserta didik (karakteristik,
motivasi, dan seleksi)
g) Tenaga kependidikan (pendidikan,
pengangkatan/penempatan, pembinaan profesi, dan profil tenaga kependidikan)
h) Lembaga kependidikan (administasi
dan supervise, manajemen, dan kepemimpinan)
i)
Lintas
disiplin dan masalah pembangunan (kegiatan belajar masyarakat, pendidikan pengembangan
masyarakat, program pendidikan untuk mengentas kemiskinan, difusi dan adopsi
inovasi pendidikan, pendidikan luar sekolah oleh masyarakat, on the job training, penyerapan tenaga
kerja terdidik, hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat, aturan dan
kebijakan pendidikan, pengembangan program wajib belajar 9 tahun, pendidikan
system ganda, relevansi program pendidikan)
Pertimbangan
dalam memilih masalah antara lain:
a) Kemutakhiran, dukungan
kepustakaan, dan signifikansi
b) Ketertarikan, dorongan, dan motivasi
peneliti
c) Kesesuaian dengan bidang studi
d) Ketersediaan peralatan yang
diperlukan
e) Kemungkinan adanya sponsor dan
kerjasama
f) Jumlah biaya yang tersedia
g) Kecukupan waktu
Dari topic atau subtopic di atas
dapat dipilih salah satu dengan beberapa pertimbangan kemudian dirumuskan
judulnya.
b.
Menyusun referensi teoritis, hasil
penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis.
Referensi
Teoritis
Langkah-langkah untuk dapat
melakukan pereferensian teori adalah sebagai berikut:
a) Tetapkan nama variable yang
diteliti dan jumlah variabelnya
b) Cari sumber-sumber bacaan (buku,
kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah, laporan penelitian, skripsi, tesis,
disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan denga setiap variable yang diteliti
c) Lihat daftarisi setiap buku, dan
pilih topic yang relevan dengan setiap variable yang akan diteliti
d) Cari definisi setiap variable yang
akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu sumber dengan
sumber yang lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan
e) Baca seluruh isi topic buku yang
sesuai dengan variable yang akan diteliti, lakukan analisa, renungkan, dan
buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang setiap sumber data yang dibaca
f) Deskripsikan teori-teori yang
telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa
sendiri. Sumber0sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan sebagai landasan
untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan
Kerangka
Berfikir
Proses penyusunan kerangka berfikir
untuk merumuskan hipotesis sebagai berikut:
a) Menetapkan variable yang diteliti
b) Membaca buku dan hasil penelitian
c) Deskripsi teori dan hasil
penelitian
d) Analisis kritis terhadap teori dan
hasil peneltian
e) Analisis komparatif terhadap hasil
dan teori peneltian
f) Sintesa kesimpulan
g) Kerangka berfikir
h) Hipotesis
Hipotesis
Terdapat dua macam hipotesis
penelitian yaitu hipotesis kerja dan hipotesis nol. Hipotesis kerja dinyatakan
dalam kalimat positif dan hipotesis nol dinyatakan dalam kalimat negative.
Contoh hipotesis kerja, “kemampuan daya beli masyarakat (dalam populasi) itu
rendah”, contoh hipotesis nol, “tidak terdapat perbedaan kemampuan daya beli
antara masyarakat petani dan nelayan (dalam populasi itu).
Karakteristik
hipotesis yang baik:
a) Merupakan dugaan terhadap keadaan
variable mandiri, perbandingan keadaan variable pada berbagai sampel, dan
merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variable atau lebih
b) Dinyatakan dalam kalimat yang
jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran
c) Dapat diuji dengan data yang
dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah
c.
Memilih metode/desain penelitian
(pendekatan, teknik pengumpulan data, instrument, dan teknik analisis data.
Metode
Terdapat beberapa bentuk desain
eksperimen yaitu:
Pre Experimetal
Design
True Experimetal
Desain
Factorial Experimetal
Desain
Quasi
Experimetal Desain
Pre Experimetal
Design
Disain ini belum merupakan eksperimen
yang sesungguhnya, karena masih terdapat variable luar yang ikut berpengaruh
terhadap terbentuknya variable dependen.
True Experimetal
Desain
Peneliti dapat mengontrol semua
variable luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen.
Factorial
Experimetal Desain
Merupakan modifikasi dari True
Experimetal Desain yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variable
moderator yang mempengaruhi perlakuan (variable independen) terhadap hasil
(variable dependen).
Quasi
Experimetal Desain
Disain ini mempunyai kelompok
control, tapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variable luar
yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Menyusun
Instrumen Pengumpulan Data
Instrument
dapat dikategorikan menjadi:
a) Angket
b) Wawancara
c) Observasi
d) Dokumentasi
Dalam
satu penelitian dapat menggunakan lebih dari satu macam alat pengumpul data.
Untuk
mengembangkan instrument peneliti sebaiknya menggunakan table yang berisi:
a) Konsep variable
b) Subvariabel
c) Indicator
d) Teknik pengumpulan data
d.
Mengumpulkan data
Teknik
pengumpulan data ada tiga, yaitu:
a) Wawancara
b) Angket
c) Observasi
Wawancara
digunakan apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui
ha-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah tidak terstruktur, dan
dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon. Wawancara
terstruktur adalah wawancara dimana peneliti menggunakan pedoman wawancara.
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara dimana peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara. Wawancara dapat menggunakan alat bantu seperti tape
recorder, gambar, brosur.
Angket merupakan seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Observasi dapat dibedakan menjadi observasi partisipan dan observasi
nonpartisipan. Observasi partisipan adalah observasi dimana peneliti terlibat
langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati, sedangkan observasi
nonpartisipan adalah peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat
independen.
Langkah-langkah
dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a) Persiapkan lapangan, mislanya
berkaitan dengan perijinan, kesepakatan waktu, dan sebagainya
b) Penggandaan/penyediaan alat
pengumpul data dan tenaga pengumpul data
c) Pelaksanaan pengumpulan data
d) Pengecekan kelengkapan data
Analisis
Data
Kegiatan analsis data meliputi
beberapa langkah yaitu antara lain:
1) Pengecekan keabsahan data
Ada
kalanya intrumen yang dikumpulkan isinya diragukan atau isiannya tidak lengkap.
Maka perlu pertimbangan apakah instrument tersebut dipakai atau tidak.
2) Koding data
Pemberian
kode untuk keperluan tabulasi kadang-kadang diperlukan dan kadang-kadang tidak.
3) Tabulasi data
Yaitu
proses perhitungan berdasarkan kategori yang telah dibuat sebelumnya.
4) Pengolahan data
Yaitu
proses pengubahan nilai ke arah yang diperlukan dalam analis
5) Komputasi
Yaitu
penerapan rumus-rumus dalam penghitungan skor yang telah diperoleh
Secara
umum komputasi digolongkan menjadi deskriptif (persentase),uji korelasi, dan
uji beda
6) Penetapan hasil analisis
Yaitu
penetapan suatu hipotesis diterima atau ditolak
7) Penarikan kesimpulan
Yaitu
penarikan kesimpulan dari penetapan penerimaan hipotesis
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian kuantitatif menggunakan statistic. Terdapat beberapa statistic yaitu
statistic deskriptif dan statistic inferensial. Statistic inferensial meliputi
statistic parametris dan statistic nonparametris. Statistic deskriptif adalah
statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa maksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistic
inferensial adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan
hasilnya diberlalukan untuk populasi. Statistic parametris digunakan untuk
menguji parameter populasi melalui statistic atau menguji ukuran populasi
melalui data sampel. Statistic nonparametris tidak menguji parameter populasi
tapi menguji distribusi.
e.
Menyusun laporan hasil penelitian.
Menyusun Proposal
Proposal penelitian kuantitaif pada umunya mempunyai
komponen yang kurang lebih sebagai berikut:
Judul
Latar belakang masalah
Rumusan masalah
Masalah
umum
Jabaran
masalah
Tujuan penelitian
Tujuan
umum
Tujuan
operasional
Kerangka teori
Hipotesis
Asumsi dan keterbatasan
Manfaat penelitian
Batasan istilah
Metode penelitian
Desain
Populasi
dan sampel
Teknik
pengumpulan data
Teknik
analisis data
Jadwal
Personalia
Biaya
Daftar pustaka
Menyusun Laporan Penelitian
Laporan hasil
penelitian memiliki komponen-komponen sebagai berikut:
Halaman sampul
Halaman judul
Abstrak
Kata pengantar
Daftar isi
Daftar table
Daftar gambar
Daftar lampiran
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penelitian
D. Hipotesis
E. Manfaat penelitian
F. Asumsi keterlibatan
G. Definisi istilah
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. ……….
B. ……....
C. ……....
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan penelitian
B. Populasi dan sampel
C. Instrument penelitian
D. Pengumpulan data
E. Analisis data
BAB IV DESKRIPSI DAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi
B. Hasil penelitian
BAB V PEMBAHASAN
A. ………..
B. ………..
C. ………..
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran-lampiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar